RSS

Dua Rakaat Yang Menghidupkan

Dua Rakaat Yang Menghidupkan


Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw sedang duduk di masjid. Tiba-tiba segerombolan pembesar Arab dan Quraisy menemui beliau dan berkata, "Hai kebanggaan Arab! Kami mengadakan acara pernikahan dan putri si fulan kami nikahkan dengan putra si fulan. Keduanya sama-sama keturunan bangsawan dan masih ada hubungan famili denganmu. Kami mohon padamu, sudi kiranya putrimu, Fathimah, menghiasi majelis kami dengan menghadiri acara itu."
Rasulullah saw berkata, "Aku akan menanyakan kepadanya. Kalau memang sudi, tentu dia akan hadir."
Setelah mengatakan itu, beliau langsung pulang ke rumah dan menanyakan putrinya, "Hai Fathimah, cahaya mataku! Para pembesar Arab berkumpul dan hendak mengadakan acara pernikahan. Mereka meminta izin kepadaku untuk membawamu bersama mereka. Apakah kamu berkenan atau tidak?" Setelah beberapa saat menundukkan kepalanya Fathimah berkata, "Ayahku tercinta! Mereka ingin aku ikut bersama mereka tiada lain untuk membuatku terhina; karena semua wanita Quraisy bersolek dengan kostum mewah dan perhiasan mahal, serta duduk dengan penuh kemegahan. Sementara aku hanya memiliki cadar dan pakaian yang sudah lama dan alas kaki yang di beberapa tempat terdapat tambalan. Ikut bersama mereka dalam keadaan ini hanya akan mengundang cemoohan."
Mendengar itu, Rasul saw kontan bersedih. Saat itulah, Jibril turun dan berkata, "Ya Rasulullah! Allah mengucapkan salam padamu dan mengatakan biarlah Fathimah pergi dengan pakaian seadanya karena Kami punya hikmah di dalamnya."
Rasulullah saw menyampaikan pesan Allah itu kepada putrinya. Setelah mengucap syukur kepada Allah, Fathimah berkata, "Kami membenarkan dan beriman. Apapun bentuk perintah dan hukum Allah adalah sama dengan kasih sayang-(Nya)."
Lalu Fathimah bergegas menghadiri acara pernikahan itu dengan pakaian lamanya. Namun demikian, beliau tetap merasa terganggu dengan cemoohan wanita-wanita Quraisy. Para malaikat tujuh langit dan bumi menghaturkan permohonan kepada Dzat yang tak pernah merasa butuh pada apa dan siapapun, seraya berkata, "Ya Tuhan kami! Inilah putri Nabi akhir zaman dan telah Kau pilih diantara para Nabi. Apakah Engkau akan membiarkannya bersedih?"
Allah memerintahkan Jibril agar membantu putri pilihan-Nya serta menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkannya. Jibril bergegas pergi ke surga firdaus dan mngambil pakaian surga. Belum sampai menapakkan tujuh langkah keluar dari rumahnya, Fathimah sudah dikelilingi seratus ribu bidadari, sementara Jibril membalut sekujur tubuh Fathimah dengan sundus (tenunan sutra) dan istabrak (sutra tebal). Setiap saat para bidadari mengoleskan tanah bekas pijakan kaki Fathimah ke mata mereka. Begitu melihat kasih sayang dan keagungan Allah terhadap dirinya, Fathimah langsung bersujud syukur dan Allah membiaskan cahaya kasih sayang-Nya pada Fathimah yang melangkah ke rumah pengantin.
Para wanita Quraisy sedang menanti kedatangan beliau. Tiba-tiba mereka semua menyaksikan seberkas sinar terang benderang, yang tak ubahnya kilat yang menerangi alam semesta. Penduduk sempat terheran-heran dan bertanya-tanya, gerangan sinar apaka itu.
Tiba-tiba terdengar suara bidadari yang siapapun mendengarnya tak akan sadarkan diri. Semua wanita terkagum-kagum melihat kecantikan paras Fathimah dan meninggalkan mempelai wanita sendirian. Semuanya berlari menyambut Fathimah. Mereka melihat Fathimah diiringi seratus ribu bidadari surga yang berjalan dengan penuh wibawa seraya membakar kayu gaharu dan ambar yang aromanya mencengangkan sebagian wanita. Serentak mereka bersimpuh di kaki Fathimah dan mencium tangan dan kakinya seraya mengelu-elukan dengan penuh penghormatan.
Saat beliau duduk, seluruh bidadari yang mengelilingi beliau berdiri rapi di atas udara tanpa menyentuh tanah.
Seluruh wanita Arab yang menyaksikan pemandangan itu seketika bersujud dan mempelai wanita pun jatuh pingsan, dan selang beberapa saat meninggal dunia. Mendapati mempelai wanita sudah tak bernyawa lagi, suasana pun kontan gaduh dengan teriakan dan tangisan menyayat hati. Acara pernikahan kontan berubah menjadi acara duka.
Sayyidah Fathimah sangat sedih menyaksikan keadaan itu. Saat itu pula, beliau bangkit dan memperbaharui wudunya lalu mengerjakan shalat dua rakaat. Setelah itu beliau bersujud, "Ya Allah! Demi Kemuliaan dan Kesucian-Mu dan demi kemuliaan kepatuhan hamba-hambaMu yang tulus dan demi Muhammad dan Ali yang telah Engkau pilih, hidupkanlah kembali pengantin wanita ini!"
Belum lagi beliau selesai bermunajat, tiba-tiba sang pengantin bersin dan bangun dari tempatnya lalu bersimpuh di hadapan Fathimah seraya berkata, "Salam atasmu wahai putri Rasulullah! Engkau dan ayahmu benar-benar berada dalam kebenaran dan Tuhan yang kalian sembah adalah Tuhan sebenarnya dan orang-orang kafir yang menyembah berhala berada dalam kebatilan."
Dikatakan bahwa pada hari itu tujuh ratus orang dari kalangan sanak famili pengantin dan selain mereka memeluk agama Islam dan masalah ini tersebar ke seluruh kota. Kemudian beliau kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu pada ayahandanya. Rasulullah saw bersujud syukur lalu berkata, "Wahai cahaya mataku! Aku berharap dari Allah beribu-ribu kali lipat dan lebih baik daripada yang kamu katakan kepadaku."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

myhanh mengatakan...

great

Posting Komentar